Rabu, 13 Januari 2016

materi 1

      A.    SEJARAH OPTIK
            Ilmuwan Muslim pertama yang mencurahkan pikirannya untuk mengkaji ilmu optik adalah Al-Kindi (801 M – 873 M). Hasil kerja kerasnya mampu menghasilkan pemahaman baru tentang refleksi cahaya serta prinsip-prinsip persepsi visual. Buah pikir Al-Kindi tentang optik terekam dalam kitab berjudul De Radiis Stellarum. Buku yang ditulisnya itu sangat berpengaruh bagi sarjana Barat seperti Robert Grosseteste dan Roger Bacon. 
Banyak sekali tokoh-tokoh yang berjasa pada perkembangan ilmu optika, diantaranya adalah :
1.      Euklides (hidup sekitar abad ke-4 SM)
      Euklides ialah matematikawan dari Alexandria dikenal sebagai bapak geometri.
2.      Johannes Kepler (27 Desember 1571 – 15 November 1630).
      Johannes Kepler seorang tokoh penting dalam revolusi ilmiah, adalah seorang astronom Jerman, matematikawan dan astrolog. Dia paling dikenal melalui hukum gerakan planetnya
3.      Willebrord Snellius (1580–30 Oktober 1626)
      Willebrord Snellius (terlahir dengan nama Willebrord Snel van Royen lahir di Leiden) adalah ilmuwan berkebangsaan Belanda dalam bidang astronomi dan matematika.
4.      Christiaan Huygens (1629–8 Juli 1695)
      Christiaan Huygens, merupakan ahli matematika Belanda dan ahli fisika; lahir di Den Haag sebagai anak dari Constantijn Huygens.
5.      Antoni Van Leeuwenhoek (1632 - 1723)

      Leuweenhoek adalah seorang ahli fisika dan biologi, pelopor riset mikroskopik yang dilahirkan di Delf, Belanda. Pada usia 21 tahun ia membuka toko kain dan mulai menggunakan kaca pembesar sederhana buatannya sendiri untuk memeriksa kualitas kainnya. Mikroskop Leuweenhoek tidak lebih besar daripada ibu jari. Mikroskop tersebut terbuat dari logam, lensa tunggalnya mempunyai tebal kira-kira 1 milimeter dan panjang fokusnya begitu pendek sehingga dalam menggunakannya harus dipegang dekat sekali dengan mata.
6.   Rangaku
            Rangaku (arti harfiah: ilmu belanda; ran: Belanda) adalah sebutan untuk ilmu pengetahuan, budaya, dan teknologi dari Eropa yang dikenal Jepang pada zaman Edo. Ilmu-ilmu Barat didapat Jepang melalui kontak dengan orang Belanda di pos perdagangan Belanda di Dejima. Studi ilmu-ilmu dari Barat yang didapat dari orang Belanda memungkinkan Jepang mengejar ketinggalan di bidang teknologi dan kedokteran Barat akibat politik isolasi yang dijalankan Keshogunan Tokugawa dari 1641 hingga 1853. Melalui rangaku, orang Jepang belajar berbagai aspek revolusi ilmu pengetahuan yang berlangsung di Eropa pada waktu itu. 
      B.    DEFINISI OPTIK
            Kata optik berasal dari bahasa Latin, yang artinya tampilan. Optika adalah cabang fisika yang menggambarkan perilaku atau sifat-sifat cahaya dan interaksi cahaya dengan materi.
Optik geometri merupakan pelajaran tentang cahaya (light) yang berhubungan dengan aspek-aspek makroskopis dari cahaya. Untuk ini, digunakan pengertian tentang “berkas” cahaya ataupun “sinar” cahaya. “berkas” (beam) cahaya adalah berasal dari sumber yang berada jauh sekali (misalnya matahari) dan melalui sebuah lubang pada sebuah layar sehingga cahaya yang keluar akan berbentuk silindris, jika lubang itu bulat, dengan batas yang tertentu, yaitu garis-garis yang sejajar dengan sumbu silinder. Garis-garis inilah yang kita namakan “sinar”. “sinar” (ray) cahaya dapat juga diartikan sebagai “berkas” yang kecil sekali., berbentuk garis, jadi tidak mempunyai tebal ataupun lebar. Pengertian “sinar” hanya ada secara teoritis saja, sedangkan pada praktiknya yang ada hanya “berkas” cahaya.
Hukum dasar pada optika geometri ini adalah:
1.      Cahaya berjalan sepanjang garis lurus dalam medim homogen
2.       Cahaya dapat dipantulkan aau dibiaskan (Hukum Snellius) oleh bidang batas dua media.
    C.    KLASIFIKASI OPTIK
            Cahaya menurut Newton (1642 - 1727) terdiri dari partikel-partikel ringan berukuran sangat kecil yang dipancarkan oleh sumbernya ke segala arah dengan kecepatan yang sangat tinggi.
            Sementara menurut Huygens (1629 - 1695), cahaya adalah gelombang seperti halnya bunyi. Perbedaan antara keduanya hanya pada frekuensi dan panjang gelombangnya saja.

Frekuensi gelombang cahaya ditentukan oleh periode osilasi yang merupakan panjang gelombang tersebut, seyogyanya tidak berubah saat merambat melalui berbagai medium, hanya kecepatan gelombang yang bergantung pada jenis mediumnya. Persamaan yang digunakan:
dimana:
v adalah kecepatan gelombang
λ adalah panjang gelombang
f adalah frekuensi
            Pada frekuensi yang konstan, perubahan kecepatan gelombang cahaya akan berpengaruh pada panjang gelombangnya. Rasio antara kecepatan gelombang cahaya pada ruang hampa dan kecepatan gelombang cahaya pada suatu medium disebut index of refraction dengan persamaan: di mana:
c adalah kecepatan gelombang cahaya pada ruang hampa berupa konstanta fisika bernilai 299,792,458 meter/detik.
v adalah kecepatan gelombang cahaya pada medium tertentu n adalah index of refraction atau indeks bias, bernilai n=1 dalam ruang hampa dan n>1 di dalam medium. Medium yang lebih padat seperti kaca dan air mempunyai indeks bias sekitar 1,3 hingga 1,5. Indeks bias berlian berkisar antara 2,4
Cahaya mempunyai 4 besaran dalam optika klasik yaitu:   
•  Intensitas    
•  Frekuensi atau panjang gelombang    
•  Polarisasi    
•  Fasa Sifat
optik geometris yaitu:    
•  Refleksi    
•  Refraksi
Sifat optik fisis yaitu:    
•  Interferensi    
•  Difraksi    
•  Dispersi    
•  Polarisasi[1]
      D.    SIFAT PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN
Pemantulan cahaya pada benda yang tidak tembus cahaya, ada yang teratur dan ada pula yang tidak teratur. Kamu dapat melihat cahaya yang dipantulkan benda-benda di sekitarmu tidak menyilaukan mata, tetapi terasa teduh dan nyaman. Namun, cahaya yang dipantulkan cermin ke mata akan sangat menyilaukan.[2]
Sifat-sifat cahaya yaitu:   
1.  Dapat dilihat oleh mata   
2.  Memiliki arah rambat yang tegak lurus arah getar (transversal)   
3.  Merambat menurut garis lurus   
4.  Memiliki energi   
5.  Dipancarkan dalam bentuk radiasi
6.  Dapat mengalami pembiasan, interfensi, difraksi (lenturan), dan    polarisasi (terserap sebagian arah getarnya)[3]
Cahaya yang biasanya kita lihat merupakan kelompok sinar-sinar cahaya yang disebut berkas cahaya. Terdapat tiga macam berkas cahaya, yaitu:
1.      Berkas cahaya sejajar, yaitu berkas cahaya yang arahnya sejajar satu sama lain.
2.      Berkas cahaya menyebar (menyebar), yaitu berkas caaya yang berasal dari satu titik kemudian menyebar ke beberapa arah.
3.      Berkas cahaya mengumpul (konvergen), yaitu berkas cahaya yang menuju ke suatu titik tententu.[4]
Jenis Pemantulan Cahaya
Jika sinar cahaya jatuh pada permukaan benda lalu dibalikkan kembali, kita sebut sinar itu dipantulkan. Ada dua jenis pemantulan cahaya, yaitu pemantulan baur dan pemantulan teratur.
1)      Pemantulan Baur
Jika suatu berkas cahaya sejajar datang pada permukaan yang kasar (tidak rata), berkas cahaya tersebut akan dipantulkan ke berbagai arah yang tidak tertentu. Pemantulan ini disebut pemantulan baur (difusi).
2)      Pemantulan Teratur
Jika suatu berkas cahaya sejajar datang pada permukaan yang rata seperti permukaan cermin datar atau permukaan air yang tenang,

  Hukum Pemantulan Cahaya
      Beberapa istilah yang digunakan dalam pemantulan cahaya, adalah sebagai berikut:
o   Sinar datang ialah sinar yang datang lurus pada permukaan benda.
o   Sinar pantul ialah sinar yang diantulkan oleh permukaan benda.
o   Garis normal ialah garis yang dibuat tegak lurus pada permukaan benda.
o   Sudut datang ialah sudut antara sinar datang dan garis normal.
o   Sudut pantul ialah sudut antara sinar pantul dan garis normal.
     
Hukum Pada pemantulan cahaya, yaitu:
Ø  Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang
Ø  Sudut datang besarnya sama dengan sudut pantul

      E.    SEJARAH CERMIN
            Cermin pertama kali dibuat dari sekeping batu mengkilap seperti obsidian, sebuah kaca vulkanik yang terbentuk secara alami. 

            Cermin yang pertama dibuat pada jaman sebelum masehi (SM) berupa cermin obsidian. Cermin obsidian yang paling tua ditemukan 6.000 SM di Anatolia / Turki. Cermin dari batu mengkilap ditemukan di Amerika tengah dan selatan dengan usia sekitar 2.000 tahun. Cermin dari tembaga mengkilap telah dibuat di Mesopotamia sekitar 4000 SM dan di Mesir purba pada 3.000 SM. Di China, cermin perunggu dibuat pada 2.000 SM.
A.    JENIS-JENIS CERMIN
            Cermin adalah sebuah benda yang yang senantiasa kita jumpai hampir setiap hari. Sebelum kamu bepergian biasanya kamu akan bercermin terlebih dahulu. Kita akan memperlajari benda tersebut, dari mulai jenisnya dan sifatsifat dari masing masing cermin.
            Bentuk cermin yang kita  jumpai setiap hari, sangatlah beragam. Secara garis besar cermin terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu:
1.      Cermin datar : mempunyai permukaan berbentk bidang datar
2.      Cermin lengkung : mempunyai permukaan pantul berbentuk lengkung (bagian dari permukaan bola)
Cermin lengkung terbagi menjadi dua, yaitu :   
a.       Cermin cekung : memiliki permukaan pemantul yang bentuknya melengkung atau membentuk cekungan. bersifat mengumpulkan sinar pantul atau konvergen.
b.      Cermin cembung : memiliki sifat divergen (menyebar) cahaya.[5]
      F.     CERMIN DATAR
Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar adalah sebagai berikut:
a.  Bayangannya maya.
b.  Bayangannya sama tegak dengan bendanya.
c.  Bayangannya sama besar dengan bendanya.
d.  Bayangannya sama tinggi dengan bendanya.[6]

Pemantulan Cahaya Pada Cermin Datar
            Garis normal pada cermin datar adalah garis yang melalui titik jatuh sinar dan tegak lurus bidang cermin.
a.       Pemantulan Berkas Cahaya yang Datang Sejajar
       Berkas cahaya yang datang sejajar yang jatuh pada cermin datar akan dipantulkan sejajar pula.
b.      Pemantulan Berkas Cahaya yang Menyebar (Divergen)

Berkas cahaya yang datang menyebar yang jatuh pada cermin datar akan dipantulkan menyebar pula.[7]
Proses Pembentukan Bayangan Pada Cermin Datar

                        Ketika kamu bercermin, bayanganmu tidak pernah dapat dipegang atau ditangkap dengan layar. Sifat bayangan seperti itu disebut bayangan maya atau bayangan semu. Bayangan maya selalu terletak di belakang cermin.Bayangan terbentuk karena sinar-sinar pantul yang teratur pada       cermin.


[7] Iwan Permana S. 2010. Optik. Duta Grafika: Bogor. Hal: 36
[6] Ahmad Zaelani, dkk. 2011. 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Fisika (untuk SMA/MA). Yrama Widya: Bandung. Hal: 261          
[5] Supiyanto. 2006. Fisika Untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Phibeta. Hal: 42-43  
[4] Ahmad Zaelani, dkk. 2011. 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Fisika (untuk SMA/MA). Yrama Widya: Bandung. Hal: 259-260
[3] Ibid. Hal: 13-14
[2] Ibid. Hal: 9
[1] Iwan Permana S. 2010. Optik. Duta Grafika: Bogor. Hal: 7-9 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar