Rabu, 13 Januari 2016

materi 5

            Untuk lensa cembung (konvergen) benilai positif (fokusnya positif) kuat lensanya positif dan untuk lensa cekung (divergen) bernilai negative (fokusnya negative) kuat lensanya juga negative. Semakin besar kuat positif semakin daya kumpul lensa itu dan semakin besar kuat lensa negative semakin kuta daya sebaranya. Satuan kuat lensa adalah dioptri jika f dinyatakan dalam m.

            Suatu lensa gabungan merupakan dari dua lensa atau lebih yang disusun berdekatan sekali (d = 0) dengan sumbu utamayang berdekatan sama lain. Anggap dua buah lensa dengan jarak f1 dan f2 diletakan berdekatan sekali d = 0. Sebuah benda diletakan pada jarak s1dari lensa pertama. Menurut rumus pembuatan lensa kita dapat menghitung jarak bayangan s’1
a)      Mata
1.      Daya Akomodasi Mata
      Kemampuan lensa mata memiliki batas-batas tertentu. Jarak terdekat mata normal adalah 25 cm. Untuk mata normal (emetropi) titik dekatnya berjarak 10cm s/d 20cm (untuk anak-anak) dan berjarak 20cm s/d 30cm (untuk dewasa). Titik dekat disebut juga jarak baca normal. Titik ini disebut punctum proximum (PP). Sedangkan jarak terjauh yang masih dapat dilihat mata normal disebut sebagai punctum remotum (PR). Jaraknya berada pada titik tak terhingga.[1]

Kemampuan penglihatan titik dekat pada seseorang juga bergantung pada usianya:[2]
Usia (tahun)
Titik Dekat (cm)
10
7
20
10
30
14
40
22
50
40
60
200

1.      Cacat Mata
a.   Rabun jauh (miopi)
      Penderita penyakit ini tidak dapat melihat jarak jauh dan dapat ditolong dengan menggunakan kacamata negatif (cekung). Rabun jauh disebut juga mata perpenglihatan dekat (terang dekat/ mata dekat). Penyebab terbiasa melihat sangat dekat sehingga lensa mata terbiasa tebal.
Di sini jarak s adalah jarak tak hingga (titik jauh mata normal), dan s’ adalah titik jauh mata (PR). Prinsip dasarnya adalah lensa negatif digunakan untuk memindahkan (memajukan) objek pada jarak tak hingga agar menjadi bayangan di titik jauh mata tersebut sehingga mata dapat melihat objek dengan jelas.

b. Rabun dekat (hipermetropi)
   Hipermetropi terjadi karena bentuk bola mata terlalu pipih sehingga bayangan jatuh di belakang retina. Untuk mengatasi cacat mata hipermetropi, digunakan kacamata lensa positif atau kacamata lensa cembung. Rabun dekat sering dialami oleh penerbang (pilot), pelaut, sopir dan lain-lain.
Dengan menggunakan bantuan lensa positif (b), bayangan benda pada mata hipermetropi dapat jatuh tepat di retina. Kekuatan lensa dapat ditentukan dengan persamaan.
p= 1/f

c.   Mata tua (presbiopi)
Presbiopi atau mata tua disebabkan karena gaya akomodasi lensa mata tak bekerja dengan baik akibatnya lensa mata tidak dapat menfokuskan cahaya ke titik kuning dengan tepat. sehingga mata tidak bisa melihat yang jauh maupun dekat. gaya akomodasi adalah kemampuan lensa mata untuk mencembung dan memipih. Presbiopi dapat diatasi dengan lensa ganda yang berisi lensa plus dan minus.
Mata tua tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang sangat jauh dan benda-benda pada jarak baca normal, disebabkan daya akomodasi telah berkurang akibat lanjut usia (tua). Pada mata tua titik dekat dan titik jauh keduanya telah bergeser. Mata tua diatasi atau ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa rangkap (cembung dan cekung). Pada kacamata dengan lensa rangkap, lensa negatif bekerja seperti lensa pada kaca mata miopi, sedangkan lensa positif bekerja seperti halnya pada kacamata hipermetropi.
d.   Astigmatisma (mata silindris)
            Astigmatisma disebabkan karena kornea mata tidak berbentuk sferik (irisan bola), melainkan lebih melengkung pada satu bidang dari pada bidang lainnya. Akibatnya benda yang berupa titik difokuskan sebagai garis. Mata astigmatisma juga memfokuskan sinar-sinar pada bidang vertikal lebih pendek dari sinar-sinar pada bidang horisontal.Astigmatisma ditolong/dibantu dengan kacamata silindris. Kacamata silindris berfungsi memfokuskan berkas-berkas cahaya pada titik Astigmatisma terjadi karena bentuk bola mata yang kurang melengkung (tidak sferis) sehingga berkas cahaya yang masuk ke mata tidak terfokus di satu titik. Seorang penderita astigmatis tidak dapat membedakan garis tegak (vertikal) dan garis mendatar (horisontal) secara bersamaan. Jika seorang penderita astigmatis melihat sekumpulan garis vertikal dan horisontal maka garis-garis vertikal akan tampak jelas, sedangkan garis horisontal akan tampak kabur. 
e. Buta warna
      Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidak mampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu akibat faktor genetis. Buta warna merupakan kelainan genetik / bawaan yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya, kelainan ini sering juga disebut sex linked, karena kelainan ini dibawa oleh kromosom X. Artinya kromosom Y tidak membawa faktor buta warna. Hal inilah yang membedakan antara penderita buta warna pada laki dan wanita. Seorang wanita terdapat istilah ‘pembawa sifat’ hal ini menujukkan ada satu kromosom X yang membawa sifat buta warna.
f.    Katarak
Katarak adalah sejenis kerusakan mata yang menyebabkan lensa mata berselaput dan rabun. Lensa mata menjadi keruh dan cahaya tidak dapat menembusinya. Keadaan ini memperburuk penglihatan seseorang dan akan menjadi buta jika lewat, atau tidak dirawat. Masalah katarak berbeda dengan masalah mata glaukoma. Katarak adalah cacat mata buramnya dan berkurang elastisitasnya lensa mata. Hal ini terjadi karena adanya pengapuran pada lensa. Pada orang yang terkena katarak pandangan menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang.
b)      Mikroskop
Obyek atau benda yang diamati harus diletakkan di antara Fob dan 2Fob, sehingga lensa obyektif membentuk bayangan nyata, terbalik dan diperbesar. Bayangan yang dibentuk lensa obyektif merupakan benda bagi lensa okuler. Lensa okuler berperan seperti lup yang dapat diatur/digesergeser sehingga mata dapat mengamati dengan cara berakomodasi atau tidak berakomodasi.[3]

  • Pengamatan dengan akomodasi maksimum

Pada mikroskop, lensa okuler berfungsi sebagai lup. Pengamatan dengan mata berakomodasi maksimum menyebabkan bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif harus terletak di ruang I lensa okuler (di antara Ook dan fok ). Untuk pengamatan dengan akomodasi maksimum, maka bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler harus jatuh pada titik dekat mata (PP).
  • Pengamatan dengan mata tidak berakomodasi

Agar mata pengamat dalam menggunakan mikroskop tidak berakomodasi, maka lensa okuler harus diatur/digeser supaya bayangan yang diambil oleh lensa objektif tepat jatuh pada fokus lensa okuler
Secara matematis perbesaran bayangan untuk mata tidak berakomodasi dapat ditulis sebagai berikut:
 
Tujuan mikroskop cahaya dan elektron adalah menghasilkan bayangan dari benda yang dimikroskop lebih besar.

Keterangan:
s'obj : jarak bayangan objektif
s'ok : jarak bayangan okuler
sobj : jarak objektif
sok : jarak benda okuler
fobj : jarak fokus lensa objektif
fok : jarak fokus lensa okuler
Mobj: perbesaran bayangan lensa objektif
Mok : perbesaran bayangan lensa okuler
M : perbesaran total mikroskop
d : panjang mikroskop (jarak tubus) = jarak antara lensa objektif dengan
lensa okuler[4]
c)      Teropong (Teleskop)
Cara Kerja Teropong
Obyek benda yang diamati berada di tempat yang jauh tak terhingga, berkas cahaya datang berupa sinar-sinar yang sejajar. Lensa obyektif berupa lensa cembung membentuk bayangan yang bersifat nyata, diperkecil dan terbalik berada pada titik fokus. Bayangan yang dibentuk lensa obyektif menjadi benda bagi lensa okuler yang jatuh tepat pada titik fokus lensa okuler.
Penggunaan dengan mata tidak berkomodasi
Untuk penggunaan dengan mata tidak berkomodasi, bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif jatuh di titik fokus lensa okuler. Penggunaan dengan mata berkomodasi maksimal
                  Untuk penggunaan dengan mata berkomodasi maksimal bayangan yang dihasilkan oleh                       lensa obyektif jatuh diantara titik pusat bidang lensa dan titik fokus lensa okuler.  
Teropong bintang adalah teropong yang digunakan untuk melihat atau mengamati benda-benda langit, seperti bintang, planet, dan satelit. Nama lain teropong bintang adalah teropong astronomi. Ditinjau dari jalannya sinar, teropong bintang dibedakan menjadi dua, yaitu teropong bias dan teropong pantul.
                 a)      Teleskop Bias
Teleskop yang umum digunakan adalah teleskop bias. Sebuah teleskop bias sederhana menggunakan dua buah lensa untuk mengumpulkan dan memfokuskan cahaya dari benda-benda jauh. Sinar yang masuk ke dalam teropong dibiaskan oleh lensa. Oleh karena itu, teropong ini disebut teropong bias.
Benda yang diamati terletak di titik jauh tak hingga, sehingga bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif tepat berada pada titik fokusnya. Bayangan yang dibentuk lensa objektif merupakan benda bagi lensa okuler. Lensa okuler berfungsi sebagai lup. Lensa objektif mempunyai fokus lebih panjang daripada lensa okuler (lensa okuler lebih kuat daripada lensa objektif). Hal ini dimaksudkan agar diperoleh bayangan yang jelas dan besar. Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif selalu bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil.
Bayangan yang dibentuk lensa okuler bersifat maya, terbalik, dan diperkecil terhadap benda yang diamati. Seperti pada mikroskop, teropong bintang juga dapat digunakan dengan mata berakomodasi maksimum dan dengan mata tak berakomodasi. Komponen utama jenis teleskop ini adalah lensa objektif dan lensa okuler. Lensa objektif tersebut merupakan sebuah lensa cembung besar dengan panjang fokus panjang, dan lensa okuler yang dapat digerakgerakkan dan memiliki panjang fokus yang relatif pendek.

b)      Teropong pantul astronomi
Teropong pantul terdiri dari sebuah cermin cekung berjarak focus besar sebagai cermin objektif, sebuah lensa cembung sebgai lensa okuler dan sebuah cermin datar sebagai pembelok arah cahaya dari cermin objektif ke lensa okuler.
Karena adanya permasalahan seperti yang telah dijelaskan pada teleskop bias tersebut, kebanyakan teleskop besar adalah teleskop pantul. Teleskop pantul menggunakan sebuah cermin cekung, sebuah cermin datar, dan sebuah lensa cembung untuk mengumpulkan dan memfokuskan cahaya dari benda jauh. Kadang-kadang kamu ingin melihat benda-benda jauh sedemikian rupa sehingga kelihatan tegak. Bayangkan seandainya kamu menonton pertandingan baseball melalui teropong jika bayangannya terbalik. Prinsip kerja teropong sama dengan teleskop pantul, kecuali ada dua set lensa yang dipasang, yaitu satu buah untuk tiap mata. Lensa ketiga atau sepasang prisma pemantul ditambahkan pada teropong untuk membalikkan bayangan yang terbalik agar kelihatan tegak. Teropong Bumi seperti yang digunakan untuk mengamati burung juga dirancang untuk menghasilkan bayangan yang tegak.

                  1)      Teropong Bumi
Teropong bumi disebut juga teropong medan. Terdiri dari 3 buah lensa cembung yaitu lensa obyektif, lensa okuler dan lensa pembalik. Teropong medan digunakan untuk mengamati benda-benda yang jauh di permukaan bumi. Teropong bumi terdiri atas tiga lensa cembung, masing-masing sebagai lensa objektif, lensa pembalik, dan lensa okuler. Lensa pembalik hanya untuk membalikkan bayangan yang dibentuk lensa objektif, tidak untuk memperbesar bayangan.
Lensa okuler berfungsi sebagai lup. Karena lensa pembalik hanya untuk membalikkan bayangan, maka bayangan yang dibentuk lensa objektif harus terletak pada titik pusat kelengkungan lensa pembalik. Lensa okuler juga dibuat lebih kuat daripada lensa objektif. Teropong bumi atau medan sebenarnya sama dengan teropong bintang yang dilengkapi dengan lensa pembalik. 

Soal dan Pembahasan:
1.      Titik dekat seseorang 2 m, kuat kacamata baca yang diperlukannya adalah…
Pembahasan:
Diketahui:
s= 25 cm
s’= -2 cm
Ditanyakan? Kuat lensa kacamata yang diperlukan (P)
Pada lensa cembung berlaku:
1/s + 1/s’ = 1/f
1/0,25 +1/-2= 1/f
1/f= 7/2
Kekuatan lensa
P=1/f
P=3,5 dioptri

2.      Sebuah mikroskop mempunyai lensa objektif yang menghasilkan persebaran 100 kali. Mikroskop itu digunakan oleh orang yang titik dekatnya 25 cm. agar memperoleh perbesaran total 600 kali, maka jarak fokus okuler yang diperlukan bila mata berakomodai maksimum adalah….
Pembahasan:
Diketahui:
Mob= 100 kali
Mot= 600 kali
Sn= 25 cm
Ditanyakan? Jarak fokus okuler (Fok)
Mot=Mob x Mok
Mot= Mob x (Sn/fok + 1)
600= 100 x (25/fok +1)
6-1=25/fok
Fok= 5 cm[5]                       


[5] KTSP. 2006. 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Fisika Untuk SMA/MA. Yarama Widy: Jakarta. Hal: 299

[4] Karyono, op. Cit. hlm. 133-135

[3] Ibid,hlm 99-101


[2] Bambang Murdaka Eka Jati, op. Cit. hlm. 214


[1] Iwan Permana Suwarna, op. Cit. hlm. 79

Tidak ada komentar:

Posting Komentar