Rabu, 13 Januari 2016

materi 6 (GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK)

     A.    Teori tentang cahaya
1.      Teori kospulkuler menurut Newton (The corpuscular theory of light)
      Teori ini mengatakan bahwa cahaya adalah partikel-partikel atau korpuskel-korpuskel yang dipancarkan oleh sumber cahaya dan merambat menurut garis lurus dengan kecepatan besar. Teori ini dianggap benar sampai kira-kira pertengahan abad 17.
2.      pada awal pertengahan abad 17, Christian Huygens mengemukakan teori gelombang atau teori undulasi
      Menurut Huygens, cahaya adalah gelombang yang berasal dari sumber yang bergetar. Gelombang yang berasal dari sumber yang bergetar ini merambat dalam medium yang disebut eter, yaitu zat yang mengisi seluruh ruangan termasuk ruang vakum. Padahal sebenarnya zat eter ini tidak ada, hanya merupakan model saja supaya teorinya dapat diterima.
3.      Teori gelombang elektromagnetik menurut Maxwell (The electromagnetic wave theory of light).
      Awal abad 19, Maxwell mengemukakan teori, bahwa cahaya adalah gelombang elektromagnetik.[1]
        B.     Spektrum Gelombang Elektromagnetik
Spektrum gelombang elektromagnetik diurutkan mulai panjang
gelombang paling pendek sampai paling panjang adalah sebagai berikut:
1.      Sinar gamma (γ)
2.      Sinar X (rontgen)
3.      Sinar ultra violet (UV)
4.      Sinar tampak (cahaya tampak)
5.      Sinar infra merah (IR)
6.      Gelombang radar (gelombang mikro)
7.   Gelombang televisi
8.      Gelombang radio

      C.     Persamaan Maxwell
            Persamaan ini memperlihatkan bahwa sebuah medan magnetik yang berubah terhadap waktu bertindak sebagai sebuah sumber medan listrik dan bahwa sebuah medan listrik yang berubah terhadap waktu bertindak sebagai sumber medan magnetik. Medan E dan medan B ini  dapat saling menopang, yang membentuk sebuah gelombang                      elektromagnetik yang merambat melalui ruang.
Dalam pencarian pemahaman hasil ini, Maxwell membuktikan dalam tahun 1865, bahwa gangguan elektromagnetik harus merambat dalam ruang bebas dengan laju yang sama dengan laju cahaya sehingga gelombang cenderung merupakan gelombang elektromagnetik dalam alam. Pada waktu bersamaan, dia menemukan bahwa prinsip dasar elektromagnetisme dinyatakan dalam empat persamaan yang sering kita dinamakan Persamaan Maxwell (Maxwell’s equation).
Menurut persamaan Maxwell, sebuah muatan titik yang diam akan menghasilkan sebuah medan E statis tetapi tidak ada medan B. Sebuah muatan titik yang bergerak dengan kecepatan konstan, menghasilkan kedua medan Edan B. Persamaan Maxwell juga dapat digunakan untuk memperlihatkan bahwa supaya sebuah muatan titik menghasilkan gelombang elektromagnetik, makamuatan itu harus dipercepat. Tiap-tiap muatan yang dipercepat akan meradiasikan energi gelombang elektromagnetik.
`Gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang makroskopis mula” dihasilkan dalam laboratorium pada tahun 1887 oleh fisikawan jerman, Heinrich Hertz. Sebagai sumber gelombang dia menggunakan muatan yang berosilasi dalam rangkaian L-C;dia mendeteksi gelombang elektromagnetikyang dihasilkan dengan rangkaian lain yang disetel pada frekuensi yang sama. Hertz juga menghasilkan gelombang berdiri ( standing wave ) elektromagnetik dan mengukur jarak antara titik-titik simpul yang berdekatan (setengah panjang gelombang) untuk menunjukan panjang gelombang tersebut. Dengan mengetahui frekuensi resonansi dari rangkaiannya, maka dia memperoleh laju gelombang itu dari hubungan panjang gelombang dan frekuensi, v =  f.Dia mendapatkan bahwa lajunya sama seperti laju cahaya; ini secara langsung membuktikan ramaln teori Maxwell. 


Soal dan Pembahasan:
1.      Suatu gelombang bidang elektromagnetik sinusoida dengan frekuensi 50 MHertz berjalan di angkasa dalam arah sumbu x positif. Pada berbagai titik dan berbagai waktu, medan listrik E memiliki nilai maksimum 720 N/C dan merambat sepanjang sumbu y. tentukan:
a. panjang gelombang
b. besar dan arah medan magnetik B ketika E= 720 N/C
penyelesaian:
f= 50 MHz-= 5 x 107 Hz
Em= 720 N/C
c= 3 x 108 m/s
ditanya:
a. λ?
b. Bm?
Jawaban:
a.   c= λ.f
      λ= c/f
      λ= 6 m
b.   Bm= Em/c
      Bm= 720/ 3 x 108
        Bm= 2,4 x10-6 T





[1] Ganijanti Aby Sarojo. Gelombang dan Optika. Jakarta: Salemba Teknika. Hal 77-78

Tidak ada komentar:

Posting Komentar