A. Pengertian
Interferensi
Interferensi
cahaya merupakan interaksi dua atau lebih gelombang cahaya yang menghasilkan
suatu radiasi yang menyimpang dari jumlah masing-masing komponen radiasi
gelombangnya. Atau dapat dikatakan sebagai perpaduan dari dua gelombang cahaya yang datang
bersama di suatu tempat. Interferensi cahaya menghasilkan suatu pola
interferensi (terang-gelap).[1]
B. Interferensi
konstruktif dan destruktif
Kedua sumber itu menghasilkan gelombang –
gelombang yang amplitudonya sama dan panjang gelombang λ yang sama. Tambahan lagi, kedua sumber itu sefasa
secara permanen, kedua sumber itu bergerak serentak. Kedua sumber dapat berupa
dua pengaduk yang disinkronkan dalam sebuah tangki rekasi, dan pengeras suara
yang dijalankan oleh penguat sama, dua antena radio yang diperkuat oleh
pemancar yang sama, atau dua lubang atau celah kecil dalam sebuah layar yang
tak tembus cahaya, yang disinari oleh sumber cahaya monokromatik yang sama.
Dua seumber monokromatik yang
frekuensinya sama dan dengan sebarang hubungan fasa konstan yang tertentu,
(tidak perlu sefasa) dikatakan koheren. Umumnya, bila gelombang dari dua atau
lebih sumber tiba sefase disebuah titik, maka amplitude gelombang resultan
adalah jumlah dari amplitude gelombang – gelombang individu. Gelombang –
gelombang individu itu saling memperkuat. Ini dinamakan interferensi
konstruktif
Misalnya jarak dari S1
ke sebarang titik P adalah r1, dan misalnya jarak dari S2
ke P adalah r2. Supaya interferensi konstruktif terjadi di P, selisih lintasan r2 – r1,
untuk kedua sumber itu harus merupakan kelipatan bulat dari panjang gelombang λ.
r2 – r1
= mλ (m = 0,
1,
2,
3……)…(4)



(interferensi konstruktif, dua
celah)
titik a dan titik b memenuhi
persamaan (4) berturut – turut dengan m = 0 dan m n= +2. Sesuatu yang berlainan
terjadi di titik c dalam gambar 3.1a. Di titik ini, selisih lintasan r2
– r1 = -2,5λ,
yang merupakan bilangan setengah bulat dari panjang gelombang. Gelombang –
gelombang dari kedua sumber itu tiba di titik c persis berbeda fasa sebanyak
setengah siklus. Sebuah puncak dari satu gelombang tiba pada waktu yang sama
seeperti sebuah puncak dalam arah berlawanan (sebuah “lembah”) dari gelombang
lainnya (gambar 3.1c). Amplitude resultan itu adalah selisih diantara kedua
amplitude individu tersebut. Jika amplituod – amplitude individu itu sama, maka
amplitude total ini adalah nol. Keadaan saling meniadakan atau saling
meniadakan parsial dari gelombang – gelombang individu itu dinamakan
interferensi deskruktif.
Syarat untuk interferensi destruktif dalam
situasi seperti yang diperlihatkan dalam gambar 3.1a adalah
r2 – r1 = = (m +
½)λ (m = 0,
1,
2,
3……) (5)



(interferensi destruktif, sumber – sumber
sefasa)
![]() |
1 Interferensi celah ganda
Sebuah sumber cahaya (yang tidak diperlihatkan) memancarkan cahaya
monokromatik, akan tetapi, cahaya ini tidak sesuai untuk digunakan dalam sebuah
eksperimen interferensi karena pancaran dari bagian – bagian yang berbeda dari
sebuah sumber biasa tidak disinkronkan. Untuk mengatasi hal ini, cahaya itu
diarahkan pada sebuah layar dengan sebuah celah sempit S0, yang
lebarnya kurang lebih 1 μm. Cahaya yang muncul keluar dari celah itu hanya
berasal dari sebuah daerah kecil dari sumber cahaya tersebut, jadi celah S0
berperilaku lebih mirip sumber ideal yang diperlihatkan dalam gambar.
Cahaya dari
celah S0 jatuh pada sebuah layar dengan dua buah celah sempit lain s1
dan s2, yang lebarnya masing – masing kurang dari 1 μm dan beberapa
puluh atau berapa ratus micrometer terpisah satu sama lain. Muka – muka
gelombang silinder menyebar keluar dari celah S0 dan mencapai celah
S1 dan celah S2 dalam keadaan sefasa karena muka – muka
gelombang itu menempuh jarak yang sama dari So. Gelombang yang
muncul keluar dari celah S1 dan celah S2 adalah sumber –
sumber koheren. Interferensi gelombang – gelombang dari S1 dan S2
menghasilkan sebuah pola dalam ruang yang menyerupai pola kanan dari sumber.
Untuk melihat
pola interferensi itu, sebuah layar ditempatkan sedemikian rupa sehingga cahaya
dari S1 dan S2 jatuh padanya. Layar itu akan
disinari paling terang di titik P, dimana gelombang cahaya dari celah – celah
itu berinterferensi destruktif.
Untuk menyederhanakan
analisis eksperimen Young, kita menganggap bahwa jarak R dari celah – celah ke
layar itu begitu besar dibandingkan dengan jarak d diantara celah – celah
sehingga garis – garis dari S1 dan S2 ke P sangat hampir
parallel, seperti dalam gambar 4.1c. Inilah kasus umum untuk eksperimen dengan
cahaya, pemisahan celah itu yang umum beberapa millimeter, sedangkan layar itu
dapat berada sejauh satu meter atau lebih. Maka selisih panjang lintasan itu
diberikan oleh
r2 – r1 = d
sin θ…(6)
dimana θ adalah sudut diantara
sebuah garis dari celah – celah ke layar dan garis normal ke bidang celah –
celah itu (yang diperlihatkan sebagai sebuah garis hitam yang tipis.
Kita mendapatkan bahwa
sebuah interferensi konstruktif (penguatan) terjadi di titik – titik dimana
selisih lintasan d sin teta adalah kelipatan bilangan bulat dari panjang
gelombang, mλ, dimana m = 0,
1,
2,
3,…. Maka daerah terang pada layar itu terjadi
pada sudut teta dimana



d sin θ = mλ (m = 0,
1,
2,
3……)..(7)



(interferensi
kontruktif, dua celah)
Secara
sederhana, interferensi destruktif terjadi, membentuk daerah gelap pada layar
pada titik dimana perbedaan lintasannya adalah sebesar bilangan setengah bulat
dari panjang gelombang, (m + ½)λ.
d sin θ = (m + ½)λ (m = 0,
1,
2,
3……)…(8)



(interferensi
destruktif, dua celah).
2.
Interferensi selaput
tipis
![]() |
Gelombang cahaya di refleksikan dari permukaan – permukaan yang berlawanan dari film tipis seperti itu, dan interferensi konstruktif diantara kedua gelombang yang direfleksikan itu (dengan panjang lintasan yang berbeda) terjadi di tempat yang berbeda untuk panjang gelombang yang berbeda.
3.
Cincin newton
Jika
permukaan cembung sebuah lensa diletakkan menempel di atas bidang datar sebuah
pelat gelas, seperti dalam gambar 4.3.1, maka
terbentuklah sebuah lapisan udara tipis antata kedua permukaan itu.

Gambar 4.3.1
Tebal lapisan udara ini sangat kecil di titik kontak antara
lensa dan pelat gelas itu, makin keluar berangsur-angsur tebalnya bertambah.
Tempat kedudukan titik-titik dengan tebal yang sama ialah lingkaran-lingkaran
yang sepusat dengan titik kontak. Lapisan yang demikian dipergunakan untuk
memperlihatkan warna-warna interferensi, yang dihasilkan dengan cara yang sama
seperti warna-warna dalam lapisan tipis sabun. Pita-pita interferensi adalah
berbentuk lingkaran, yang sepusat dengan titik kontak. Bila dilihat dari cahaya
pantul. Pusat pola itu adalah hitam, seperti halnya lapisan tipis sabun. Dapat
dicatat bahwa dalam hal ini tidak ada
pembalikan fase cahaya pantul dari permukaan lapisan atas. (Yang mempunyai
index bias lebih kecil dari pada medium tpay cahaya itu merambat selebum
dipantulkan), tapi fase gelombang yang dipantulkan dari permukaan bawah
dibalikkan. Bila dilihat dari cahaya yang dihantarkan maka pusat pola adalah
terang. Jika dipakai cahaya putih maka warna cahaya yang dipantulkan dari
lapisan itu pada suatu titik adalah komponen terhadap warna yang diteruskan.[2]
Warna – warna yang tampak dan dapat
dilihat disebut cincin – cincin. Cincin – cincin ini telah dipelajari oleh
Newton dan dinamakan cincin Newton. Bila
memandang susunan itu melalui cahaya yang direfleksikan, maka pusat pola itu
kelihatan berwarna hitam.
Soal dan Pembahasan:
1.
Dua celah sempit dengan jarak pisah 1 mm berada
sejauh 1 m dari layar. Jika cahaya merah dengan panjang gelombang 6500
disorotkan pada kedua celah, tentukan:

a. jarak antara
pita terang ketiga dengan pita terang pusat
b. jarak antara
pita gelap kelima dengan terang pusat
c. jarak antara
pita terang ketiga dengan pita tgelap kelima
penyelesaian:


d= 1 mm= 0,001 m
L= 1 m
Maka,
a. n=3
p.d/L= n. 

p. 0,001/1=3.
65.10-8
p= 0,00195 m
b. n=5
p.d/L=n.

p.0,001/1=(5-0,5)65.10-8
p=0,002925 m
c. jarak terang
ketiga dengan gelap kelima:



[2] Sears, Francis Weaston dan Mark W zemanasky. Fisika untuk
Universitas III”. Jakarta.1962. Hal 862-863
[1] http://phys.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/BAB4-INTERFERENSI-CAHAYA.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar